Fungsi adalah modul program yang memberikan/mengembalikan (return) sebuah nilai yang bertipe sederhana (integer, real, boolean dan string).
Defenisi fungsi didalam program bersesuaian dengan defenisi fungsi didalam matematika. Didalam matematika, kita mengenal cara penulisan fungsi seperti pada contoh sebagai berikut :
f (x) = 2x² + 5x - 8
H (x, y) = 3x - y + xy
Pada kedua contoh diatas, f dan H adalah nama fungsi, sedangkan x dan y adalah parameter fungsi yang bersangkutan. Nilai yang diberikan oleh fungsi bergantung pada masukan parameter. Sebagai contoh :
x = 2, maka f(2) = 2. 2² + 5. 2 - 8 = 10
x = 1, y = 2, maka H (1, 2) = 3. 1 - 2 + 1 . 2 = 3
Nilai 10 dan 3 pada kedua contoh diatas adalah nilai yang diberikan oleh masing-masing fungsi f dan fungsi H.
Berbeda dengan prosedur, suatu fungsi menghasilkan satu nilai yang disertakan pada nama fungsi itu sendiri.
Karena suatu fungsi menghasilkan satu nilai, maka suatu fungsi akan memiliki tipe data dan untuk memanggil suatu fungsi dapat langsung digunakan pada suatu ekspresi.
Bentuk Deklarasi Fungsi :
Function Nama_Fungsi (daftar paramater formal) : tipe hasil;
Var
Variabel_Lokal : Tipe Data;
…………….
Begin
Blok Statement;
End;
Dimana :
Nama_Fungsi : Merupakan nama fungsi itu sendiri;
Parameter : Berisi daftar parameter yang dibutuhkan dalam fungsi tersebut;
Tipe_Hasil : Merupakan tipe data yang dihasilkan
oleh fungsi tersebut.
Fungsi diakses dengan cara memanggil namanya dari program pemanggil, diikuti dengan daftar parameter aktual (bila ada). Karena fungsi menghasilkan nilai, maka nilai tersebut dapat ditampung dalam sebuah peubah (variabel) yang bertipe sama dengan tipe fungsi.
Variabel := Nama_Fungsi (daftar parameter aktual)
atau, nilai yang diberikan oleh fungsi langsung dimanupulasi seperti pada contoh berikut :
1.Write (Nama_Fungsi (daftar parameter aktual));
2.If Nama_Fungsi (daftar parameter aktual) < 0 Then ……
3.Z := 2 * Nama_Fungsi (daftar parameter aktual) – X + Y;
Parameter aktual dapat berupa tetapan (constanta), nama tetapan atau nama peubah (variabel) asalkan sudah terdefinisi tipe dan harganya.
Sebagai contoh, untuk mendeklarasikan sebuah fungsi yang digunakan untuk menghitung nilai dari suatu bilangan.
FUNCTION RATA_RATA (Bilangan:Larik; N:Integer):Real;
VAR
Jumlah, I : Integer;
BEGIN
Jumlah := 0;
FOR I := 1 TO N DO
Jumlah := Jumlah + Bilangan [I];
RATA_RATA := Jumlah / N;
END;
Dari Program tersebut dapat ditinjau bahwa suatu fungsi akan menghasilkan suatu nilai yang dibawa oleh nama fungsi itu sendiri. Dalam SunProgram / Fungsi Rata-rata tersebut terdapat suatu statement yang digunakan memberi nama fungsi itu sendiri, yaitu : RATA_RATA := Jumlah / N;
Hal ini perlu diperhatikan jika akan membuat suatu fungsi. Jika dalam tubuh fungsi tidak terdapat statement yang memberi nilai untuk nama fungsinya, maka program akan memberikan nilai sembarang terhadap fungsi tersebut.
Dengan mendefinisikan suatu fungsi, maka dapat memenggil fungsi tersebut dengan cara, misalnya :
Writeln (Rata_rata(Cacah,10));
Rata := Rata_rata(Cacah,10));
Dalam prosedur atau fungsi, pemanggilan terhadap dirinya sendiri bisa berarti proses berulang yang tidak bisa diketahui kapan berakhirnya.
Dalam pemakaian sehari-hari rekursif merupakan teknik pemrograman yang berguna untuk pekerjaan pemrograman dengan mengekspresikan kedalam suku-suku dari program lain dengan menambah langkah-langkah yang sejenis.
Kapan suatu Prosedur atau Fungsi dikatakan Rekursif ?
Suatu prosedur atau fungsi dikatakan rekursif,
jika memiliki dua hal , yaitu :
1.Harus memiliki sebuah Anchor.
Dimana satu atau lebih nilai fungsi diberikan.
2. Harus memiki sebuah Inductive Step.
Dimana penambahan nilai dari suatu fungsi didefenisikan dari nilai fungsi yang sebelumnya.
Contoh permasalahan yang dapat diselesaikan secara rekursif yaitu menghitung nilai factorial atau mencari deret fibonacci (fibonacci squence) dari suatu bilangan bulat.
Proses Rekursif untuk menghitung nilai faktorial dari suatu bilangan bulat.
1.Jika n = 0, maka n! = 1;
2.Jika n > 0, maka n! = n * (n-1)!.
Defenisi Rekursif menghitung nilai faktorial diatas dapat diterapkan pada suatu fungsi rekursif sebagai berikut :
FUNCTION FAKTORIAL (N:INTEGER) : INTEGER;
BEGIN
IF N = 0 THEN
FAKTORIAL := 1
ELSE
FAKTORIAL := N * FAKTORIAL(N – 1);
END;
Didalam fungsi diatas, anchor-nya ditulis :
IF N = 0 THEN
FAKTORIAL := 1
Dan Inductive Step-nya ditulis :
ELSE
FAKTORIAL := N * FAKTORIAL(N – 1);
Untuk menelusuri proses Rekursif dari fungsi
Faktorial tersebut, maka didalam program utama
dituliskan :
BEGIN
WRITELN (FAKTORIAL(4));
END.
Proses Rekursif untuk menampilkan deret fibonacci yang mempunyai suku-suku bilangan bulat sebagai berikut :
1 1 2 3 5 8 13 21 …………
Nilai masing-masing suku didalam deret fibonacci merupakan hasil penjumlahan 2 nilai suku yang sebelumnya.
Defenisi Rekursif untuk menampilkan deret fibonacci yang mempunyai suku-suku bilangan bulat sebagai berikut :
1.Jika n < 2, maka FIBONACCI(n) = n;
2.Jika n >= 2, maka FIBONACCI(n) = FIBONACCI (n-2) + FIBONACCI (n-1);
menghitung nilai faktorial diatas dapat diterapkan pada suatu fungsi rekursif sebagai berikut :
Proses untuk menampilkan deret fibonacci diatas dapat iterapkan pada suatu fungsi rekursif sebagai berikut :
FUNCTION FIBONACCI (N:INTEGER):INTEGER;
BEGIN
IF N < 2 THEN
FIBONACCI := N
ELSE
FIBONACCI := FIBONACCCI(N-2) + FIBONACCCI (N-1);
END;
PERBEDAAN PROSEDUR DAN FUNGSI
Baik prosedur maupun fungsi adalah sama, yaitu sebagai suatu modul atau sub program yang terdiri dari sekumpulan perintah untuk mengerjakan suatu tugas tertentu. Misalnya mencetak ke printer, membuat tabel dan sebagainya.
Walau prinsipnya sama, namun antara prosedur dan fungsi memiliki beberapa perbedaan, antara lain :
1.Fungsi hanya memberikan satu hasil (nilai), sedangkan prosedur dapat memberikan lebih dari satu hasil (nilai);
2.Nama fungsi dapat sekaligus digunakan sebagai pemanggil dan pengubah pada suatu ungkapan, sedangkan nama prosedur hanya digunakan sebagai pemanggil saja;
3.Dalam fungsi tidak ada istilah parameter variabel semua parameter-nya adalah parameter nilai, sedangkan dalam prosedur dikenal istilah parameter variabel dan parameter nilai.
Array / Larik
Larik / Array adalah Tipe terstruktur yang terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang mempunyai tipe yang sama.
Komponen-komponen ini disebut dengan tipe komponen (Component Type) atau Tipe basis (Base Type)
Suatu larik/ array mempunyai jumlah komponen yang banyaknya tetap.
Banyaknya komponen dalam suatu larik ditunjukkan oleh suatu index yang disebut dengan tipe index (Index Type)
Deklarasi Larik
Suatu larik yang akan digunakan harus dideklarasikan terlebih dahuli.
Larik dapat bertipe data sederhana byte, word, integer, real, boolean, char atau string dan tipe data skalar atau subrange.
Contoh Pendeklarasian Larik :
Var
X : array[1…100] of integer;
Keterangan :
X = nama larik
1…100 = Tipe Indeks
Integer = Tipe dari Larik
ARTINYA : Larik X telah dideklarasikan sebagai larik tipe Integer , dengan jumlah elemennya maksimum sebanyak 100 elemen. Nilai-nilai elemen larik ini harus berisi nilai integer.
Misalnya :
Elemen2 dari array X adalah :
X[1] :=25
X[2] := 75
X[3] := 8
X[4] := 23
Bila nilai elemen ke 3 dari larik X akan ditampilkan, maka dapat digunakan statemen :
Writeln(X[3]);
Contoh mendeklarasikan larik dengan tipe yang bermacam-macam :
Var Nilai : array[1..100] of byte;
Var urutan : array[1..200] of word;
Var Gaji : array[5..100] of real;
Var Lulus : array[1..25] of boolean;
Var NilaiHuruf : array[1..5] of char;
Kapan Larik Digunakan
Larik digunakan bila kita mempunyai sejumlah data yang bertipe sama dan kita perlu menyimpan sementara data tersebut, untuk selanjutnya data tersebut akan kita proses.
Selama pelaksanaan program, larik tetap menyimpan nilai. Hal ini bermanfaat bila kita ingin menggunakan nilai-nilai didlm larik tersebut untuk diproses lebih lanjut di bagian lain didalam algoritma
RECORD
Dengan tipe data record, dapat dikumpulkan beberapa item data yang masing-masing dapat mempunyai tipe data berbeda-beda. Masing-masing item data disebut dengan field.
Jadi record terdiri dari kumpulan field yang dapat berbeda tipe. Biasanya suatu record berisi beberapa field untuk sebuah subyek tertentu, misalnya record Langganan dapat terdiri field kode langganan, nama langganan, alamat langganan dan besarnya piutang.
DEKLARASI RECORD
Deklarasi tipe data record diawali dengan kata kunci Record dan diikuti oleh suatu daftar field dan diakhiri dengan End.
Misalnya :
Deklarasi :
Langganan : Record
K o d e : Integer;
N a m a : String[35];
Alamat : String[45];
Piutang : Real;
End;
.
MENGGUNAKAN TIPE DATA RECORD
Tiap-tiap komponen field dari record dapat dipergunakan dengan cara menuliskan :
pengenal_record.pengenal_field[.pengenal_field]
Tipe data record yang telah dideklarasikan diatas, pengenal_record adalah Langganan dan pengenal_field adalah Kode, Nama, Alamat dan Piutang.
Contoh :
Program Contoh_Record;
Uses WinCrt;
Var
Lingkaran : Record
Jari_jari : Real;
Keliling : Real;
Luas : Real;
End;
Begin
Write (‘Masukan Jari-jari Lingkaran : ‘);
Readln (Lingkaran.Jari_jari);
Lingkaran.Keliling := 2 * PI * Lingkaran.Jari_jari;
Lingkaran.Luas := PI * SQR(Lingkaran.Jari_jari);
Writeln;
Writeln (‘Keliling Lingkaran : ‘, Lingkaran.Keliling:7:2);
Writeln (‘Luas Lingkaran : ‘, Lingkaran.Luas:7:2);
End.
STATEMENT WITH
Penggunaan field didalam record seperti contoh sebelumnya dapat menyebabkan statement menjadi penjang, seperti berikut :
Lingkaran.Keliling := 2 * PI * Lingkaran.Jari_jari;
Akan lebih mudah dan lebih pendek bila pengenal_record tidak selalu harus ditulis, sehingga statemen diatas dapat berbentuk :
Keliling := 2 * PI * Jari_jari;
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan statemen With yang menyebutkan pengenal_record-nya, sehingga penggunaan field-field selanjutnya sudah tidak perlu menyebutkan pengenal_record-nya kembali.
Contoh :
Program pada contoh sebelumnya untuk menghitung Keliling dan Luas lingkaran bila dirubah menggunakan statemen WITH menjadi :
Contoh :
Program Contoh_Record;
Uses WinCrt;
Var
Lingkaran : Record
Jari_jari : Real;
Keliling : Real;
Luas : Real;
End;
Begin
With Lingkaran Do
Begin
Write (‘Masukan Jari-jari Lingkaran : ‘);
Readln (Jari_jari);
Keliling := 2 * PI * Jari_jari;
Luas := PI * SQR(Jari_jari);
Writeln;
Writeln (‘Keliling Lingkaran : ‘, Keliling:7:2);
Writeln (‘Luas Lingkaran : ‘, Luas:7:2);
End;
End.
Dengan statemen With, maka satu blok statemen berikutnya setelah statemen WITH ini dapat mempergunakan field tanpa harus menyebutkan lagi pengenal_record-nya.
Contoh lain dari Record dapat dilihat pada diktat kuliah.
RECORD VARIANT (VARIASI RECORD)
Jenis record dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan program. Misalnya masalah pemberian gaji karyawan pada suatu perusahaan, jika ada karyawan tetap dan karyawan tidak tetap maka akan timbul masalah pada record tersebut.
Type Gaji = Record
Nama : String [30];
NIP : String [10];
Gaji,Lama_Kerja,Gaji_Per_Jam : Real;
End;
Dengan tipe data record diatas, maka akan timbul kesulitan, karena :
Karyawan tetap biasanya tidak digaji perjam dan
tidak tergantung dari jam kerja, tetapi di gaji
sebulan sekali (perbulan);
Untuk mengatasi hal tersebut, maka digunakan
record variant, sehingga struktur setiap record
dapat diubah s esuai dengan permasalahan yang
dihadapi.
Bentuk umum dari Record Variant :
Type Identifier = Record
Field_1 : Tipe_1;
Field_2 : Tipe_2;
Field_n : Tipe_n;
Case Tag : Tipe_of_Tag Of
Label_1 : (Field_Label_1 : Tipe_1);
(Field_Label_n : Tipe_n);
Label_2 : (Field_Label_2 : Tipe_2);
(Field_Label_n : Tipe_n);
Label_n : (Field_Label_n : Tipe_n);
(Field_Label_nn : Tipe_nn);
End;
Contoh penerapan dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut :
Type Status = (T, P); Gaji = Record
Nama : String [30];
NIP : String [10];
Case Stat_Pegawai : Status Of Variant
T :(Gaji : Integer); P :(Gaji_Per_Jam,Jam_Kerja : Real);
End;
End;
TIPE DATA HIMPUNAN (SET) dan pointer
Tipe data himpunan atau set merupakan suatu kumpulan item-item data yang memiliki tipe data yang sama. Anggota himpunan dapat berupa integer, karakter atau tipe data subrange.
Data tipe himpunan dioperasikan bersama-sama sebagai satu kesatuan, berbeda dengan array yang dapat dioperasikan berdasarkan elemen-elemennya.
DEKLARASI TIPE DATA HIMPUNAN
Mendeklarasikan variabel himpunan bila variabel tersebut dapat mengandung nilai yang berupa kumpulan dari suatu data. Deklarasi tipe data himpunan adalah sebagai berikut :
Type identifier = SET OF tipe_data;
atau
Var identifier : SET OF tipe_data;
Dimana :
identifier : variabel yang akan dinyatakan
sebagai himpunan;
tipe_data : tipe data anggota himpunan;
SET OF : kata baku yang menunjukan
bertipe himpunan.
OPERASI HIMPUNAN
Pada tipe data himpunan, ada beberapa operator yang dapat digunakan untuk operasi-operasi himpunan, yaitu intersection atau product (*), union atau sum (+) dan set difference atau selisih (-).
1. OPERASI INTERSECTION (*)
Operasi interseksi terhadap dua himpunan akan menghasilkan himpunan ketiga yang anggota-angotanya merupakan gabungan elemen yang sama dari masing-masing himpunan.
Program Himpunan01;
Uses WinCrt;
Type huruf = (A,B,C,D,E,F,G,H);
him_hrf = SET OF huruf;
Var himA, himB, himC : him_hrf;
Begin
himA := [A,C,F,H];
himB := [E,F,G,H];
himC := himA * himB;
Write (himC);
End.
2. OPERASI UNION (+)
Operasi union atau operasi penggabungan antara dua himpunan yang hasilnya akan ditampung pada himpunan yang ketiga.
Program Himpunan02;
Uses WinCrt;
Type huruf = (A,B,C,D,E,F,G,H);
him_hrf = SET OF huruf;
Var himA, himB, himC : him_hrf;
Begin
himA := [A,C,F,H];
himB := [E,F,G,H];
himC := himA + himB;
Write (himC);
End.
3. OPERASI SET DIFFERENCE (-)
Operasi selisih adalah operasi dua himpunan yang menghasilkan himpunan ketiga yang berisi elemen himpunan A yang tidak terdapat pada elemen himpunan B.
Program Himpunan03;
Uses WinCrt;
Type huruf = (A,B,C,D,E,F,G,H);
him_hrf = SET OF huruf;
Var himA, himB, himC : him_hrf;
Begin
himA := [A,C,F,H];
himB := [E,F,G,H];
himC := himA - himB;
Write (himC);
End.
TIPE DATA POINTER
Pointer atau penunjuk merupakan suatu tipe data yang khas dimana pointer merupakan variabel yang mencatat alamat variabel lain atau menunjuk pada variabel lain. Variabel yang ditunjuk/dicatat oleh pointer dapat berupa berbagai tipe data yang lain, misalnya char, real, integer, record dan lain-lain.
DEKLARASI TIPE DATA POINTER
Deklarasi tipe data pointer adalah sebagai berikut :
identifier : ^tipe_data;
Contoh :
Type ptr_1 = ^integer;
Var X, Y : ptr_1; (Variabel Pointer)
A, B : ^integer; (Variabel Pointer)
C : integer; (Variabel Biasa )
OPERASI TIPE DATA POINTER
Operasi-operasi yang dapat dilakukan pada tipe data pointer adalah sebagai berikut :
1.Operasi Pemberian Alamat ke Var. Pointer
Variabel pointer adalah variabel yang mencatat alamat variabel lain. Salah satu cara untuk mengisinya adalah dengan menggunakan operator alamat (@) yang ditempatkan didepan suatu variabel.
Seperti juga variabel biasa, pointer dapat diisi dengan tipe data yang sejenis dengan menggunakan operator pemberi nilai atau assigment operator (:=).
Program Isi_Pointer;
Uses WinCrt;
Var Ptr_A,Ptr_B : ^Char;
H : Char;
Begin
H := ‘A’;
Ptr_A := @H;
Ptr_B := Ptr_A;
End.
Jika variabel pointer tidak menunjuk pada suatu alamat variabel lain, maka harus diberikan nilai NIL, yang merupakan kata kunci dalam bahasa Pascal.
Misalnya : Ptr_A := NIL;
Berarti variabel pointer Ptr_A tidak menunjuk ke suatu alamat.
2.Operasi Mengambil Data yang ditunjuk
oleh Pointer
Dengan operasi ini kita dapat memanipulasi atau mengolah data yang ditunjuk oleh pointer. Untuk mengolah data yang ditunjuk pointer maka harus memberi tanda ^ dibelakang variabelnya.
Program Isi_Pointer;
Uses WinCrt;
Var Ptr_A,Ptr_B : ^Char;
H : Char;
Begin
H := ‘A’;
Ptr_A := @H;
Ptr_B := Ptr_A;
Writeln (Ptr_A^);
Writeln (Ptr_B^);
End.
PROSEDUR PADA TIPE DATA POINTER
Beberapa prosedur yang sering digunakan sehubungan dengan pengaksesan variabel pointer adalah :
NEW (nama_variabel);
Prosedur ini digunakan untuk memesan suatu alamat nama_variabel pointer.
Contoh :
NEW (Ptr_A);
DISPOSE (nama_variabel);
Prosedur ini digunakan untuk membebaskan alamat nama_variabel sehingga alamat tersebut dapat digunakan untuk nama_variabel yang lain.
Contoh :
DISPOSE (Ptr_A);
GETMEM (nama_variabel, jumlah);
Prosedur ini digunakan untuk memesan memori dengan pointer nama_variabel sejumlah jumlah.
Contoh :
GETMEM (Ptr_A, I);
Dimana Ptr_A adalah variabel pointer dan I merupakan ekspresi integer yang memberikan jumlah byte integer yang dipesan.
FREEMEM (nama_variabel, jumlah);
Prosedur ini digunakan untuk membebaskan memori pointer sejumlah jumlah. Jumlah tersebut harus sama dengan jumlah yang dipesan dengan GETMEM .
Contoh :
FREEMEM (Ptr_A, I);
Dimana Ptr_A adalah variabel pointer dan I merupakan ekspresi integer yang memberikan jumlah byte integer yang dibebaskan.
KUALITAS DESAIN PROGRAM
Beberapa alat dapat digunakan sebagai alat bantu didalam mendesain program komputer, yaitu :
1.Bagan Terstruktur (Struktur Chart), merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan jenjang dan hubungan dari modul program.
2.Sandi Semu (Pseudo Code), merupakan alat untuk menggambarkan langkah-langkah intruksi suatu modul.
3. Tabel Keputusan (Decision Table), merupakan alat untuk membantu memecahkan logika program yang rumit yang terdiri dari banyak keputusan.
4. Bagan IPO (Input-Proces-Output Diagram), merupakan alat untuk menggambarkan hubungan antara input, proses dan output dari suatu modul program.
5. Bagan Alir (Flow Chart), merupakan diskripsi dari langkah-langkah pemecahan masalah.
DIAGRAM PAKET HIPO
Fungsi-fungsi dari sistem digambarkan oleh HIPO dalam tiga tingkatan. Untuk masing-masing tingkatan digambarkan dalam bentuk diagram tersendiri.
Dengan demikian HIPO menggunakan tiga macam diagram untuk masing-masing tingkatannya, yaitu :
1. VISUAL TABLE OF CONTENTS (VTOC)
Diagram ini menggambarkan hubungan dari fungsi-fungsi disistem secara berjenjang.
2. OVERVIEW DIAGRAM
Diagram ini menunjukkan secara garis besar hubungan dari input, proses dan output.
Bagian Input menunjukkan item-item data yang akan digunakan oleh bagian proses.
Bagian proses berisi sejumlah langkah-langkah yang menggambarkan kerja dari fungsi.
Bagian output berisi item-item data yang dihasilkan atau dimodifikasi oleh langkah-langkah proses.
3. DETAIL DIAGRAM
Diagram ini merupakan diagram tingkatan yang paling rendah di diagram HIPO. Diagram ini berisi dengan elemen-elemen dasar dari paket yang menggambarkan secara rinci kerja dari fungsi.
KUALITAS DESAIN PROGRAM
Desain program komputer secara modular harus berkualitas baik. Kualitas dari desain program diukur dengan Coupling dan Cohesion.
Coupling merupakan suatu ukuran dari derajat indepedensi (ketergantungan) antara modul-modul didalam sistem. Coupling mempunyai beberapa macam tipe, yaitu :
1. Data Coupling
Dua buah modul dari sistem mempunyai data coupling jika komunikasi dari modul ini dilakukan lewat suatu data. Yang dimaksud dengan data disini adalah dapat berupa suati item data tunggal atau elemen dari suatu array.
Yang perlu dihindari dari data coupling adalah suatu data yang dikomunikasikan kesuatu modul tetapi tidak pernah digunakan dimodul penerimanya. Data ini disebut dengan Tramp Data.
2. Stamp Coupling
Dua buah modul dari suatu item dikatakan stamp coupling jika ke dua modul ini komunikasikan lewat suatu group item data.
Yang disebut group item data disini adalah dapat berupa suatu record yang dapat terdiri dari beberapa field atau array yang terdiri dari beberapa elemen array.
3. Control Coupling
Dua buah modul dari suatu sistem dikatakan control coupling jika modul ini berkomunikasi lewat suatu informasi yang berupa flag. Flag ini dimaksud untuk mengontrol logika intern dari modul lain.
4. Common Coupling
Dua buah modul dari suatu sistem dikatakan common coupling jika keduanya menggunakan data yang tersimpan diarea memori yang sama.
Contoh : Pada Pascal merupakan modul yang menggunakan pengiriman parameter secara acuan (by reference).
5. Content Coupling
Content Coupling merupakan suatu modul yang menggunakan data yang ada dimodul lainnya tanpa berhubungan lewat suatu parameter.
Komunikasi antar modul harus sederhana dan mudah. Cara yang paling mudah dari komunikasi antar modul adalah lewat suatu parameter yang dikirimkan sebagai data input untuk modul penerima. Modul yang berhubungan langsung lewat pengiriman parameter dikatakan berhubungan secara normal (normally connected).
Modul yang bersifat content coupling juga dikatakan pathalogical coupling atau coupling sakit (sick coupling).
Cohesion adalah ukuran dari tipe hubungan antara elemen dalam suatu modul. Misalnya kaitan antara statement didalam modul.
Semakin kuat hubungan statement-statement dalam suatu modul, maka modul ini dapat dipandang sebagai suatu unit yang tunggal, sebagai akibatnya hubungan antara statement-statement ini jelas dan terstruktur.
Hubungan yang kuat dari statement-statement dalam suatu modul menunjukkan gejala kohesi (kaitan) yang kuat (high cohesive). Dengan demikian kohesi yang tinggi lebih diinginkan.
Modul yang bersifat kehesi tinggi merupakan modul yang melakukan fungsi tunggal. Modul seperti ini disebut juga dengan istilah functionally cohesive. Modul yang tidak melakukan fungsi yang tunggal, tetapi melakukan sejumlah fungsi disebut dengan fragmented modules. Modul yang berisi beberapa fungsi dimana satu fungsi dengan fungsi lainnya tidak mempunyai hubungan berarti satu dengan yang lainnya disebut dengan coincedental cohesion.
Dari urutan yang terbaik sampai dengan terjelek adalah modul yang bersifat :
1.Functional Cohesion (kohesi yang terbaik);
2.Sequential Cohesion;
3.Communicational Cohesion;
4.Temporal Cohesion;
5.Logical Cohesion;
6.Coincidental Cohesion (kohesi yang terburuk).
1.Functional Cohesion, adalah modul yang hanya mempunyai fungsi tunggal, misalnya modul yang hanya mencetak judul sebuah laporan saja atau modul yang hanya menghitung satu permasalahan saja.
2.Sequential Cohesion, adalah modul yang terdiri dari beberapa kegiatan dan output dari suatu kegiatan ini akan menjadi input untuk keguiatan lainnya secara berurutan
3.Communicational Cohesion, adalah modul yang terdiri dari beberapa fungsi dan fungsi-fungsi dalam modul ini beroperasi dengan menggunakan arus data yang sama sebagai inputnya.
4. Temporal Cohesion, adalah modul yang terdiri dari beberapa fungsi dan suatu fungsi atau elemen-elemen didalam modul hanya dieksekusi pada satu titik waktu tertentu saja. Fungsi atau elemen-elemen didalam modul ini biasanya berupa suatu rutin, misalnya mengisi nilai baru atau mengatur kembali nilai counter yang hanya dilakukan setelah nilai penghitung mencapai nilai tertentu saja.
5. Logical Cohesion, adalah modul yang terdiri dari beberapa fungsi yang mempunyai tugas yang sama tetapi untuk maksud yang berbeda, misalnya modul yang digunakan untuk mengedit data semua tipe transaksi. Modul ini terdiri dari beberapa fungsi yang sejenis yaitu semua digunakan mengedit data transaksi, tetapi untuk maksud tipe-tipe transaksi yang berbeda.
6. Coincidental Cohesion, adalah modul yang terdiri dari beberapa fungsi atau elemen- elemen yang tidak saling berhubungan satu dengan yang lain, misalnya didalam satu program yang terdiri dari 1000 statement dan karena dianggap terlalu panjang, maka dibagi menjadi 20 modul secara sembarang sama rata, maka akan didapatkan suatu modul yang berisi dengan 50 buah statement dimana satu dengan yang lainnya tidak mempunyai hubungan yang berarti.
.
Senin, 11 Juli 2011
Minggu, 23 Januari 2011
PEMUATAN INFORMASI KE MEMORI
Pengertian Pemuatan
Pemuatan adalah salah satu bagian sistem operasi yang mempengaruhi dalam menentukan proses mana yang diletakkan pada antrian.
Tanda pengenal untuk pencarian letak memori adalah alamat, lintasan / trek, sektor pada suatu disk.
Fungsi Manajemen Memori
Mengelola informasi yang dipakai dan tidak dipakai
Mengalokasikan memori ke proses yang memerlukan
Mendealokasikan memori dari proses telah selesai
Mengelola swapping atau paging antara memori utama dan disk
Memori Dukung / backing store
Contohnya : Floppy, Harddisk, CD, dll.
Untuk mendukung memori kerja, umumnya berbentuk disk sehingga berlaku juga asas pemuktakhiran. Setiap trek dan sektor dapat menyimpan sejumlah byte dari memori kerja. Memori kerja dicapai melalui alamat memori dan register data memori. Dan untuk mencapai informasi di memori dukung, isinya harus dipindahkan dulu ke memori kerja (memori dukung = memori semu = virtual memori).
1 pindahan = 1 blok, makin kecil ukuran memori kerja, makin sering terjadi pindahan.
Alamat Memori
- Alamat memori mutlak (alamat fisik)
Sel memori pada memori kerja adalah sumber daya berbentuk fisik, sehingga untuk mencapai sel memori ini digunakan kata pengenal. Maka disebutlah alamat fisik dan karena nomor alamat fisik ini bersifat mutlak (nomor setiap sel adalah tetap), maka disebut juga alamat mutlak.
- Alamat memori relatif (alamat logika)
Alamat memori yang digunakan oleh program / data berurutan / berjulat. Jika kita menggunakan alamat 1, maka kitapun menggunakan alamat 2,3, … dan untuk 1 informasi jika alamat awalnya 0 dan alamat lainnya relatif terhadap alamat awal 0 ini, maka dinamakan alamat relatif. Dan alamat tersebut adalah logika dari untaian alamat yang menyimpan informasi maka dikenal alamat memori logika.
Contoh : alamat awal relatif 0, alamat awal fisik 14726, maka selisihnya = relokasinya = 14726-0 = 14726.
Ada beberapa cara pemuatan informasi ke ruang memori, yaitu :
1. Pemuatan Mutlak
2. Pemuatan Relokasi
3. Pemuatan Sambung
4. Pemuatan Dinamik
Pemuatan Mutlak
Pemuatan informasi ke memori kerja, alamat yang tercantum di dalam tata olah sama dengan alamat yang ditempatinya di dalam memori kerja. Contohnya pada program, alamat awal 5235 dan subroutine = 5468 diletakkan pada alamat fisik yang sama.
Pemuatan Relokasi
Kondisi dimana pemuatan informasi ke memory kerja, alamat yang tercantum di dalam tata olah tidak mesti sama dengan alamat yang ditempatinya di dalam memori kerja. Contohnya alamat pangkal / fisik = 15200, alamat relatif program 152, maka alamat mutlaknya = 15200 + 152 = 15352.
Hubungan antara alamat memori mutlak dan alamat relatif
Hubungan alamat memori mutlak dan alamat relatif berbeda sebanyak alamat pangkal pada alamat mutlak dikurangi dengan alamat awal pada alamat relatif, selisih ini dinamakan relokasi umum, sedangkan alamat awal adalah A, alamat pangkal adalah P, maka relokasi P adalah sebesar :
R = P – A
Pemuatan Sambung (Linker)
Menyambungkan suatu informasi ke informasi lain di dalam memori kerja. Pemuatan sambung sering digunakan pada tata olah atau penggalan tata olah yang tersimpan di dalam pustaka (library).
Pemuatan Dinamik (Pemuatan Tumpang atau Overlay)
Jika ukuran tata olah itu melampaui ukuran ruang memori kerja, tata olah dapat dipenggal ke dalam sejumlah segmen. Segmen itulah yang kemudian dimuat ke dalam memori kerja. Pelaksanaan pekerjaan berlangsung segmen demi segmen.
Ukuran dari memori fisik terbatas. Supaya utilitas memori berjalan dengan baik, maka kita menggunakan pemuatan dinamis. Dengan cara ini, routine-routine hanya akan dipanggil jika dibutuhkan.
Ilustrasi sebagai berikut, semua routine disimpan di disk dalam format yang dapat dialokasikan ulang (relocatable load format). Program utama diletakkan di memori dan dieksekusi. Ketika sebuah routine memanggil routine yang lain, hal pertama yang dilakukan adalah mengecek apakah ada routine lain yang sudah di-load. Jika tidak, relocatable linking loader dipanggil untuk menempatkan routine yang dibutuhkan ke memori dan memperbaharui tabel alamat program. Lalu, kontrol diberikan pada routine baru yang dipanggil.
Keuntungan dari pemuatan dinamis adalah routine yang tidak digunakan tidak pernah dipanggil. Metode ini berguna pada kode yang berjumlah banyak, ketika muncul kasus seperti routine yang salah. Walaupun ukuran kode besar , porsi yang digunakan bisa jauh lebih kecil.
Pemuatan adalah salah satu bagian sistem operasi yang mempengaruhi dalam menentukan proses mana yang diletakkan pada antrian.
Tanda pengenal untuk pencarian letak memori adalah alamat, lintasan / trek, sektor pada suatu disk.
Fungsi Manajemen Memori
Mengelola informasi yang dipakai dan tidak dipakai
Mengalokasikan memori ke proses yang memerlukan
Mendealokasikan memori dari proses telah selesai
Mengelola swapping atau paging antara memori utama dan disk
Memori Dukung / backing store
Contohnya : Floppy, Harddisk, CD, dll.
Untuk mendukung memori kerja, umumnya berbentuk disk sehingga berlaku juga asas pemuktakhiran. Setiap trek dan sektor dapat menyimpan sejumlah byte dari memori kerja. Memori kerja dicapai melalui alamat memori dan register data memori. Dan untuk mencapai informasi di memori dukung, isinya harus dipindahkan dulu ke memori kerja (memori dukung = memori semu = virtual memori).
1 pindahan = 1 blok, makin kecil ukuran memori kerja, makin sering terjadi pindahan.
Alamat Memori
- Alamat memori mutlak (alamat fisik)
Sel memori pada memori kerja adalah sumber daya berbentuk fisik, sehingga untuk mencapai sel memori ini digunakan kata pengenal. Maka disebutlah alamat fisik dan karena nomor alamat fisik ini bersifat mutlak (nomor setiap sel adalah tetap), maka disebut juga alamat mutlak.
- Alamat memori relatif (alamat logika)
Alamat memori yang digunakan oleh program / data berurutan / berjulat. Jika kita menggunakan alamat 1, maka kitapun menggunakan alamat 2,3, … dan untuk 1 informasi jika alamat awalnya 0 dan alamat lainnya relatif terhadap alamat awal 0 ini, maka dinamakan alamat relatif. Dan alamat tersebut adalah logika dari untaian alamat yang menyimpan informasi maka dikenal alamat memori logika.
Contoh : alamat awal relatif 0, alamat awal fisik 14726, maka selisihnya = relokasinya = 14726-0 = 14726.
Ada beberapa cara pemuatan informasi ke ruang memori, yaitu :
1. Pemuatan Mutlak
2. Pemuatan Relokasi
3. Pemuatan Sambung
4. Pemuatan Dinamik
Pemuatan Mutlak
Pemuatan informasi ke memori kerja, alamat yang tercantum di dalam tata olah sama dengan alamat yang ditempatinya di dalam memori kerja. Contohnya pada program, alamat awal 5235 dan subroutine = 5468 diletakkan pada alamat fisik yang sama.
Pemuatan Relokasi
Kondisi dimana pemuatan informasi ke memory kerja, alamat yang tercantum di dalam tata olah tidak mesti sama dengan alamat yang ditempatinya di dalam memori kerja. Contohnya alamat pangkal / fisik = 15200, alamat relatif program 152, maka alamat mutlaknya = 15200 + 152 = 15352.
Hubungan antara alamat memori mutlak dan alamat relatif
Hubungan alamat memori mutlak dan alamat relatif berbeda sebanyak alamat pangkal pada alamat mutlak dikurangi dengan alamat awal pada alamat relatif, selisih ini dinamakan relokasi umum, sedangkan alamat awal adalah A, alamat pangkal adalah P, maka relokasi P adalah sebesar :
R = P – A
Pemuatan Sambung (Linker)
Menyambungkan suatu informasi ke informasi lain di dalam memori kerja. Pemuatan sambung sering digunakan pada tata olah atau penggalan tata olah yang tersimpan di dalam pustaka (library).
Pemuatan Dinamik (Pemuatan Tumpang atau Overlay)
Jika ukuran tata olah itu melampaui ukuran ruang memori kerja, tata olah dapat dipenggal ke dalam sejumlah segmen. Segmen itulah yang kemudian dimuat ke dalam memori kerja. Pelaksanaan pekerjaan berlangsung segmen demi segmen.
Ukuran dari memori fisik terbatas. Supaya utilitas memori berjalan dengan baik, maka kita menggunakan pemuatan dinamis. Dengan cara ini, routine-routine hanya akan dipanggil jika dibutuhkan.
Ilustrasi sebagai berikut, semua routine disimpan di disk dalam format yang dapat dialokasikan ulang (relocatable load format). Program utama diletakkan di memori dan dieksekusi. Ketika sebuah routine memanggil routine yang lain, hal pertama yang dilakukan adalah mengecek apakah ada routine lain yang sudah di-load. Jika tidak, relocatable linking loader dipanggil untuk menempatkan routine yang dibutuhkan ke memori dan memperbaharui tabel alamat program. Lalu, kontrol diberikan pada routine baru yang dipanggil.
Keuntungan dari pemuatan dinamis adalah routine yang tidak digunakan tidak pernah dipanggil. Metode ini berguna pada kode yang berjumlah banyak, ketika muncul kasus seperti routine yang salah. Walaupun ukuran kode besar , porsi yang digunakan bisa jauh lebih kecil.
Langganan:
Postingan (Atom)